Tuesday 13 May 2014

Bedah Kopi II KWKT (2010)

Minum kopi termasuk tradisi warisan dari para orang tua. Berbagai cara orang dalam menikmati biji hitam Arabika dan Robusta. Ada yang menyeduh dengan air panas lantas langsung menyeruput. Cara yang lain orang lebih suka menyajikan kopi dalam bentuk minuman yang dingin.
Para penggemarnya meminum kopi untuk mendapatkan tubuh yang bugar dan lebih konsentrasi dalam bekerja. Sebagian orang memadukan minum kopi dengan merokok. Dua kebiasaan ini cukup populer di masyarakat. Padahal, dalam kopi dan rokok terdapat zat racun nikotin dan kafein.
_MG_6708Setelah orang mengetahui terdapat racun kafein dalam kandungan kopi. Para penggemarnya lebih berhati-hati dalam mengonsumsi kopi yang termasuk primadona ekspor bangsa Indonesia bertahun-tahun. Orang mulai peduli mencari sisi baik dan buruk dari kopi.
Berapa takaran yang cukup dalam minum kopi sehari? Apakah kalau minum kopi itu harus makan dahulu? Apakah kopi bisa menjadi obat untuk mengusir kantuk?
Pertanyaan dan perasaan waswas yang selama ini kerap menggelayuti para penikmat kopi, akhirnya sedikit terjawab usai mendengarkan paparan dari pemilik Parcoffe Ko Seng Seng dan dr. Syarhan Ali Hanafi dalam “Bedah Kopi” di Parcoffee, Asia Plaza, Minggu (18/4/2010).
Kegiatan rutin bulanan dari Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT) itu mendapat sambutan hangat dari anggotanya. Sebanyak 30 orang ikut hadir dalam bedah kopi yang dipandu moderator, Duddy RS (Kabar Priangan)
Ko Sengseng pemilik Parcoffe mengatakan, Indonesia terkenal sebagai satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Kopi tersebut diekspor secara besar-besaran ke luar negeri, dan oleh negara maju diolah menjadi produk yang nilai harganya melonjak lebih mahal. Bahkan, kopi tersebut ada yang kembali lagi ke tanah air. “Sayang bangsa kita belum bisa mengolah kopi secara apik karena peralatan dan mesin harganya selangit. Cukup mahal. Bahkan, untuk mesin yang bisa menjadikan kopi berkualitas itu harganya bisa menembus Rp 2 miliar,”ungkap pengusaha yang belum lama mencoba berbisnis kopi di Kota Resik.
Pria berkacamata itu juga menerangkan cara pengolahan kopi yang benar dan daya tahan kopi yang beredar di pasaran. “Apabila kopi itu bisa tahan lebih dari 7-8 hari maka diduga menggunakan bahan pewangi dan pengawet,”ujarnya seraya menambahkan, bagi mereka yang usai minum kopi kerap merasa mual dan pusing makan cara untuk menetralisir hal tersebut bisa dengan mengonsumsi pisang.
Dari sisi kesehatan, dr. Syarhan Ali Hanafi mencoba menerangkan bagaimana cara yang benar minum kopi. Seseorang yang baru saja menyeruput segalas kopi kerja jantung dan otak akan terpacu sehingga dalam beraktivitas akan lebih konsentrasi. Kondisi badan pun akan lebih terasa bugar. “Penikmat kopi harus tahu manfaatnya bagi tubuh,”ujar dokter yang juga mengabdi di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya.
Dalam kopi itu terdapat racun yang bernama kafein. Dalam kerjanya kafein bisa menyehatkan dan merugikan tubuh. Terlalu banyak kafein bisa menimbulkan gangguan kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, mudah marah, dan gangguan tidur. “Agar tetap sehat konsumsilah kopi secara cukup,”tuturnya.
Kepala Dinas Pariwisata, Budaya, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora), Djuniar Havid menyambut positif kegiatan yang digagas KWKT. Meski bukan penggemar kopi yang fanatik, sesekali menyempatkan minum kopi untuk menjaga kondisi badan. “Istri saya yang termasuk penggemar kopi. Saya kalah sama istri kalau urusan minum kopi,”paparnya. Pria yang murah senyum itu juga sempat menyitir bisnis kopi di Kota Tasikmalaya. “Dulu di kawasan Pasar Kolot (Jalan dr. Soekardjo – sekarang) ada toko kopi yang sempat berjaya. Namanya Toko Tjin Tjong. Aroma kopi dari toko ini menjadikan kawasan itu jadi semerbak bau kopi. Bahkan, saat saya masih SMP dan berangkat sekolah melewati Tjing Tjong, wangi kopinya cukup kuat. Itu menjadi kenangan tersendiri bagi saya,”ungkapnya.
Ketua Komunitas Wisata Kuliner Tasikmalaya (KWKT), Teguh Nugraha mengatakan, even ini merupakan kegiatan rutin bulanan KWKT. Anggota para pecinta makanan khas Tasikmalaya di situs jejaring sosial Facebook ini telah delapan kali “hunting”  lokasi kuliner di Tasikmalaya. “Saat ini KWKT sedang mengumpulkan database UKM kuliner di Tasikmalaya dan sekitarnya yang akan menjadi bahan awal bagi perencanaan pengembangan wisata kuliner Tasikmalaya. Mereka yang ingi melihatnya bisa  mengakses di www.wisatakulinertasik.com,”pungkasnya.***
sumber : http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/04/19/bedah-kopi-dengan-komunitas-wisata-kuliner-tasikmalaya-kwkt-122075.html

No comments:

Post a Comment