Tuesday 17 March 2015

Berburu Nasi TO di Tasikmalaya

Tidak bisa dipungkiri, sajian kuliner menjadi salah satu daya tarik wisata pada saat ini. Para pelaku wisata tidak bisa lagi mengabaikan jajaran kuliner khas yang ada di daerah yang sedang dikunjungi. Selain mengunjungi objek wisata budaya dan alam, kuliner benar-benar menjadi pelengkap dunia pariwisata yang tidak boleh dilewatkan. Selain memiliki kekhasan tersendiri, kapan lagi kita bisa mencicipi sebuah kuliner di tempat aslinya?
TO-1
Beragam kuliner tradisional semakin terangkat seiring dunia pariwisata yang terus menggeliat. Setiap kota menunjukkan kekhasan masing-masing. Di Yogyakarta, penjual gudeg tersedia di mana-mana. Di  Solo, sajian Selat Solo maupun Nasi Liwetnya selalu menjadi buruan yang tak boleh dilewatkan. Begitu pula dengan Bandung, rasanya tidak lengkap kalau tidak memburu batagor maupun baso tahunya yang terkenal lezat. Jauh ke Makasar, Sop Konro dan Coto Makasar menjadi santapan wajib kalau berkunjung ke sana.
Bagaimana dengan Tasikmalaya? Rasanya tak berlebihan kalau saat ini Tasikmalaya dikenal sebagai kota Tutug Oncom (selain juga dikenal dengan baksonya).  Nasi TO sudah semakin membumi di Tasikmalaya, hingga di setiap ruas jalan bisa ditemukan pedagang kuliner ini dengan mudah. Yang jelas, nasi TO adalah sajian sederhana tapi tidak kalah nikmatnya dibanding makanan lain. Hanya berbekal nasi putih panas, oncom, beberapa siung bawang merah, bawang putih, garam, kencur, dan cabe, sebuah sajian nikmat bisa terhidang cepat di atas meja. Sebagai pelengkap, Nasi TO biasanya disajikan dengan sambel hejo dan gorengan tempe. Sederhana sekali, bukan?
Sejarah menjamurnya Nasi TO di Tasikmalaya tentu tidak lepas dari keberadaan Warung TO Benhil di daerah Dadaha (depan Kampus UPI Tasikmalaya), meski tidak dipungkiri mungkin ada warung TO lain yang sudah berdiri sebelum itu. Sepengetahuan saya, Warung TO Benhil sudah ada sejak awal tahun 2000-an. Tampaknya warung ini adalah cikal bakal betapa sebuah warung TO bisa menjadi tren tersendiri di kemudian hari. Meskipun tidak memiliki tempat yang representatif, Warung TO Benhil Dadaha ini mencuat sebagai tujuan kuliner yang murah dan nikmat. Pembelinya membludak! Untuk memesan sebungkus nasi TO bahkan harus rela antri dalam waktu yang cukup lama.
TO-2
Menarik sekali melihat sebuah sajian sederhana dan murah berubah menjadi buruan setiap kalangan masyarakat. Hal ini bisa disaksikan dengan berderetnya kendaraan roda 2 dan roda 4 di sepanjang ruas jalan di sekitar lokasi penjual Nasi TO. Hal ini cukup membuktikan bahwa makanan murah tidak lantas menjadi murahan. Apalagi, belakangan ini semakin banyak warung-warung Nasi TO dengan menyediakan tempat yang lebih nyaman, seperti Nasi TO Mr. Rahmat atau Warung Seuhah di seputaran Jalan BKR Tasikmalaya. Beberapa rumah makan bahkan sudah memasukkan Nasi TO ini ke dalam daftar menu yang disajikannya.
Nasi TO memiliki kandungan nilai dan mutu gizi  yang cukup baik. Dari oncom yang menjadi bahan utama kuliner ini ternyata memiliki sumber karbohidrat dan protein yang cukup tinggi, sehingga kita tak perlu khawatir lagi dengan gizi yang terkandung  di dalamnya.
Keberhasilan beberapa warung Nasi TO meraup pelanggan pada akhirnya mendapat sejumlah pengikutnya. Berbagai warung TO serentak hadir di seluruh penjuru kota. Cita rasa mungkin sedikit berbeda-beda, tapi tetap menawarkan kenikmatan dan kemurahan yang sama. Nasi TO menjadi wabah dan mulai masuk daftar kuliner yang harus disantap kalau memasuki kota Tasikmalaya.
Anda setuju dengan saya?

http://kulinertasik.com/2015/03/17/berburu-nasi-to-di-tasikmalaya/ by IWOK ABQARI KWKT

No comments:

Post a Comment